3 TREN BISNIS YANG BISA DICOBA
Menjadi Technopreuner
Saat ini
antrian mencari pekerjaan sudah terlau panjang namun kebutuhan hidup terus
berjalan dan tidak dapat dihentikan.Kini tiba saatnya untuk membuat keputusan
dan bertindak untuk menciptakan lapangan kerja baru. Tinggalkan sekarang juga
dari antrian mencari kerja! Percayalah pada rahmat penyelenggaraan Illahi dan
kemampuan diri kita. Segeralah merintis jalan menjadi seorang technopreneur
yang sukses!
Apa itu
technopreneur? Kalau kata enterpreneur sudah tidak asing bagi kebanyakan orang,
sedangkan kata technopreneur tampak masih asing. Technopreneur secara sederhana
dapat diartikan sebagai seorang peminat teknologi yang berjiwa enterpreneur.
Tanpa jiwa enterpreneur, seorang peminat teknologi hanya menjadi teknisi dan
kurang dapat menjadikan teknologi yang digelutinya sebagai sumber kehidupannya.
Bill Gates
yang mengawali keberhasilannya di sebuah garasi rumahnya, Linus Trovaldi yang
mengawali debutnya dengan menggulirkan software open source Linux, Onno W.
Purbo dan Michael Sunggiardi yang menggulirkan gagasan‑gagasan tentang warung internet (warnet), internet RT/RW dan
majalah Neotek tampaknya dapat dinobatkan sebagai sosok‑sosok yang dapat menjadi panutan dalam mengembangkan jiwa
technopreneur.
Angka
kelahiran technopreneur tampaknya kian meningkat dari hari ke hari. Jika datang
ke pameran‑pameran dan presentasi teknologi
informasi (TI), maka akan didapati presenter‑presenter yang masih muda, tetapi
tampil visioner, futuristik, bersemangat, energik, penuh gagasan, dan piawai
dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk mengoperasikan dan memanfaatkan TI
dalam berbagai bidang.
Kelahiran
para technopreneur itu banyak didasari dengan sejumlah latar belakang, antara
lain: idealisme untuk menciptakan lapangan kerja baru, mengubah peran teknologi
tidak hanya sebagai alat bantu saja, melainkan sebagai sumber bisnis, menggali
potensi diri untuk hidup mandiri, memiliki kebebasan berkreasi dan pendapatan
tidak terbatas.
Perkembangan
Dan Tren E Commerce Di Indonesia
Pertumbuhan
pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan
lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau
sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang
emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke
depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi
e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun.
Ini
merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari
pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini
berdasarkan data dari McKinsey. Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai
30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh, tapi perlu anda ingat bahwa jumlah
ini akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone,
penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan tingkat
kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah pasar
yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia.
Tahukah anda
bahwa ternyata sudah semakin banyak kota-kota kecil di Indonesia yang mulai
berbelanja secara online? Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di
Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam
bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak
hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja online, konsumen di luar
Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembangan zaman dengan
menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce di Indonesia.
Data dari
lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh
42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain
seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) Tentulah nilai
sebesar ini sangat menggoda bagi sebagian investor, baik dalam maupun luar
negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet,
CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal ke
perusahaan e-commerce yang berbasis di Indonesia. Sebut saja beberapa
diantaranya adalah raksasa Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna,
Saqina, VIP Plaza, Ralali dan masih banyak lagi. Mereka adalah sebagian contoh
dari perusahaan e-commerce yang sukses dan berhasil dalam memanfaatkan peluang
pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun.
Apa Itu
Bisnis Startup?
Menurut
wikipedia Startup merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi, yang
sebagian besarnya merupakan perusahaan baru didirikan, berada dalam fase
pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Definisi tersebut
mungkin lebih pada peristilahannya, maknanya kurang lebih startup adalah
perusahaan baru yang sedang dikembangkan.
Startup
berkembang di akhir tahun 90-an menuju ke tahun 2000-an, yang kebanyakan faktanya
startup-startup ini dikawinkan dengan teknologi, internet, website, dan semua
yang berhubungan dengan ranah tersebut. Lah kok bisa? Mari kita kilas balik ke
akhir tahun 1990-an menuju 2000-an, ketika itu dunia internasional mengalami
fenomena buble dot com.
Buble dot
com jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia-nya memiliki makna gelembung dot
com, atau gelembung teknologi informasi.
Ketika masa
buble dot com ini banyak perusahaan-perusahaan baru didirikan secara
berbarengan, ini terjadi dipicu karena adanya fakta bahwa makin banyak orang
yang mengenal internet, sudah tentu menjadi ladang baru untuk berbisnis. Namun
pada akhirnya perusahaan-perusahaan startup ini berakhir dengan kegagalan.
Sedikit sekali yang bertahan. Beberapa
startup yang bertahan sampai sekarang seperti yang kita kenal saat ini, seperti
google, yahoo dan lain sebagainya.
Startup
sebetulnya lebih condong kepada perusahaan yang bergerak di bidang teknologi
dan website. Namun bukan melulu mengenai jasa pembuatan aplikasi / website
semata. Bukan itu. Ada beberapa karakter
yang umum ditemui di startup. Yang jelas saat ini istilah startup merupakan
label yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan berkenaan dengan dunia
teknologi dan internet.
Karakter
yang umum terdapat pada startup biasanya usia perusahaan kurang dari 3 tahun,
jumlah pegawai kurang dari 20 orang, Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun,
Masih dalam tahap pengembangan, Beroperasi dalam bidang teknologi, Produk yang
dibuat biasanya berupa aplikasi dalam bentuk digital, Biasanya beroperasi
melalui website.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar