Minggu, 27 Maret 2016

3 TREN BISNIS YANG BISA DICOBA

Menjadi Technopreuner

Saat ini antrian mencari pekerjaan sudah terlau panjang namun kebutuhan hidup terus berjalan dan tidak dapat dihentikan.Kini tiba saatnya untuk membuat keputusan dan bertindak untuk menciptakan lapangan kerja baru. Tinggalkan sekarang juga dari antrian mencari kerja! Percayalah pada rahmat penyelenggaraan Illahi dan kemampuan diri kita. Segeralah merintis jalan menjadi seorang technopreneur yang sukses!
Apa itu technopreneur? Kalau kata enterpreneur sudah tidak asing bagi kebanyakan orang, sedangkan kata technopreneur tampak masih asing. Technopreneur secara sederhana dapat diartikan sebagai seorang peminat teknologi yang berjiwa enterpreneur. Tanpa jiwa enterpreneur, seorang peminat teknologi hanya menjadi teknisi dan kurang dapat menjadikan teknologi yang digelutinya sebagai sumber kehidupannya.
Bill Gates yang mengawali keberhasilannya di sebuah garasi rumahnya, Linus Trovaldi yang mengawali debutnya dengan menggulirkan software open source Linux, Onno W. Purbo dan Michael Sunggiardi yang menggulirkan gagasangagasan tentang warung internet (warnet), internet RT/RW dan majalah Neotek tampaknya dapat dinobatkan sebagai sosoksosok yang dapat menjadi panutan dalam mengembangkan jiwa technopreneur.
Angka kelahiran technopreneur tampaknya kian meningkat dari hari ke hari. Jika datang ke pameranpameran dan presentasi teknologi informasi (TI), maka akan didapati presenterpresenter yang masih muda, tetapi tampil visioner, futuristik, bersemangat, energik, penuh gagasan, dan piawai dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk mengoperasikan dan memanfaatkan TI dalam berbagai bidang.
Kelahiran para technopreneur itu banyak didasari dengan sejumlah latar belakang, antara lain: idealisme untuk menciptakan lapangan kerja baru, mengubah peran teknologi tidak hanya sebagai alat bantu saja, melainkan sebagai sumber bisnis, menggali potensi diri untuk hidup mandiri, memiliki kebebasan berkreasi dan pendapatan tidak terbatas.

Perkembangan Dan Tren E Commerce Di Indonesia
Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo  yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun.
Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini berdasarkan data dari McKinsey. Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai 30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh, tapi perlu anda ingat bahwa jumlah ini akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat Indonesia sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia.
Tahukah anda bahwa ternyata sudah semakin banyak kota-kota kecil di Indonesia yang mulai berbelanja secara online? Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce di Indonesia.
Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) Tentulah nilai sebesar ini sangat menggoda bagi sebagian investor, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal ke perusahaan e-commerce yang berbasis di Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya adalah raksasa Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali dan masih banyak lagi. Mereka adalah sebagian contoh dari perusahaan e-commerce yang sukses dan berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun.

Apa Itu Bisnis Startup?
Menurut wikipedia Startup merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi, yang sebagian besarnya merupakan perusahaan baru didirikan, berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Definisi tersebut mungkin lebih pada peristilahannya, maknanya kurang lebih startup adalah perusahaan baru yang sedang dikembangkan.
Startup berkembang di akhir tahun 90-an menuju ke tahun 2000-an, yang kebanyakan faktanya startup-startup ini dikawinkan dengan teknologi, internet, website, dan semua yang berhubungan dengan ranah tersebut. Lah kok bisa? Mari kita kilas balik ke akhir tahun 1990-an menuju 2000-an, ketika itu dunia internasional mengalami fenomena buble dot com.
Buble dot com jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia-nya memiliki makna gelembung dot com, atau gelembung teknologi informasi.
Ketika masa buble dot com ini banyak perusahaan-perusahaan baru didirikan secara berbarengan, ini terjadi dipicu karena adanya fakta bahwa makin banyak orang yang mengenal internet, sudah tentu menjadi ladang baru untuk berbisnis. Namun pada akhirnya perusahaan-perusahaan startup ini berakhir dengan kegagalan. Sedikit sekali yang bertahan.  Beberapa startup yang bertahan sampai sekarang seperti yang kita kenal saat ini, seperti google, yahoo dan lain sebagainya.
Startup sebetulnya lebih condong kepada perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan website. Namun bukan melulu mengenai jasa pembuatan aplikasi / website semata. Bukan itu.  Ada beberapa karakter yang umum ditemui di startup. Yang jelas saat ini istilah startup merupakan label yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan berkenaan dengan dunia teknologi dan internet.

Karakter yang umum terdapat pada startup biasanya usia perusahaan kurang dari 3 tahun, jumlah pegawai kurang dari 20 orang, Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun, Masih dalam tahap pengembangan, Beroperasi dalam bidang teknologi, Produk yang dibuat biasanya berupa aplikasi dalam bentuk digital, Biasanya beroperasi melalui website.